Sabtu, 14 September 2013

Pestan beri kami banyak pelajaran tentang persiapan

Pukul tuju malam kami telah menetapkan untuk berkumpul di basecam penguin,.dan saya datang lebih awal untuk antisipasi agar tidak terjdi keterlambatan..karena saya berpikir saya yang paling jauh tigalnya dari basecam, dan kereta api yang kami bokin brangkat pukul 21.00..

Hemmm ternyata usaha saya tersebut hanya cuma-cuma, bahkan ketika saya sampai di basecam , tidak ada 1 orang pun yang berada di sana.."lah kok loem da sapa sapa." ceplos saya..

Lalu tak lama kemudian muculah JEPI..(yang barusan ditetapkan jadi leadernya.walaupun radak bahlol.wkwkwkw).."anak-anak mana?..kok jam segini loem pada kumpul sie jep??" tanya saya. "ah anak-anak mah biasa gene"..jawab jepi ."hemmm..parah"...lalu tak lama munculah beberapa calon pendaki yang termyata packing pun belom. ahirnya jam 20.20 kami baru brangkat menuju stasiun senen, cuaca hujan rintik-rintik waktu itu. lalu naeklah kami ke mobil kopaja tua reot yang sudah sesak akan penumpang setelah sebelumnyua berjalan hampir 1km.meski suasan sumpek, kami pun masih sempat bercanda ria di tengah padatnya penumpang waktu itu.

Tak lama kemudian sampailah kami di stasion senen, suasana nampak padat karena watu itu libur imlek dan sekaligus weekend, ting tong ting tong..kereta yang kami tunggupun tiba, kami lekas berebut mencari tempat duduk meskipu sebenarnya 5 dari 10 tiket yang kami pesan mengharuskan kami berdiri. ahh ahirnya setelah kami masuk dengan penuh perjuangan, kamipun duduk . Suasana nampak begitu riuh, lalu kami sedikit ngobrol akrab dengan para penumpang lain sambil beharap-harap cemas kalau tepat duduk kami di ambil pemilik tiket sebenarnya.

Perjalanan pun di mulai..untuk menghilanhkan penat dalam perjalan yang kurang lebih 8jam..kami bermain poker,..(wah ..wongedan..sempit-sempit ngene yo sepet-sempetnya maen poker..) begitulah mungkin yang timbul di pikiran para penumpang lain . Suasana nampak begitu seru ketika kami main poker..asik sekali hingga kami tidak menghiraukan keadaan yang sempit dan sumpeknya kereta kelas ekonomi ini.

Pukul 05.30 sampailah kami di stasiun purwokerto, kami lekas turun dan langsung mencari angkot..tawar menawarpun terjadi, disinilah nampak ketidak kompakan kami . setelah tawar menawar pun deal..kami segera naik angkot. Selang beberapa menit kami naik angkot, ada seorang wanita muda yang menghetian angkot kami.Waja sempringah 10 cowok yang waktu itu sedang jomblo semua (mungkin..hehehe)..mulai nampak..”berheti-berhenti “ teriak salah satu dari teman .dan lansung menyambut wanita itu untuk naik angkot kami...”LAH KOK COW KABBEHH” ujar wanita muda tersebut dengan logat ngapaknya yang sangat kental. Sepontan saja kami tertawa terbahak –bahak mendengar ucapan tadi... bahkan sampai ke jakartapun kami masih pengen ketawa kalau denger ucapan cewek tadi...hahahahah maklumlah karena 9 dari pendaki adalah orang sunda dan saya sendiri yang orang jawa( itu pun pujakesuma). Hanya sekitar lima menit kami sampai di terminal purwokerto, dan kami menyambung mobil menuju wonosobo...wahh kali ini kami diajak sedikit berpacu dengan adrenalin kami...sopirnya edannnnnnnnnnnn.....saya kira Cuma sopir medan yang suka ugal-ugalan...ternyata sopir di purwokerto malah lebih gila lagi..parahh.

Sekitar dua jam perjalanan kami sampai di terminal wonosobo, disana kami akan dijemput oleh sang juru kunci,.ACIL namanya..(wuakkkk sebenarnya gak gitu amat..Cuma dy tigal di wonosobo). Sambil menunggu kedatangan sang penjemput..yah kami sedikit melepas lellah sambil mencunci muka yang sudah sangat kusut, serta mengisi perut , maklum dah semaleman kami belum makan..( makan popmie di kereta tapi satu gelas buat empat orang....hahai). setelah menunggu beberapa menit ,penjemputpun menghapiri kami dan kami langsung saja mengikuti beliau ...(lw gw sie pengen cepet2 ngegeletakk...dah cuapek bett).

Sampailah kamin di basecame skydoors. Bukanya beristirahat malah kami foto-foto dulu, (semacam tradisi para mahluk alay perkotaan). setelah puas berfoto-foto ria kami pun segera istirahat sejenak, di sela-sela kami istirahat datanglah 3 orang pendaki yang ternyata sama-sama dari Jakarta dan kali deres malah,.. kebetulan sekali saya juga tinggal di kali deres lalu berkenalan lah kami, namanya ARI, ADI , dan BAPLANG..tu sie pangilanya... kami pun berencana melakukan pendakian bersama.

Setelah cukup puas beristirahat , kamipun segera bersiap-siap menuju basecame Sumbing, ( puas dari hongkong,,...meraka yang asik2 tidur ...gw ma si Bali mah abis belanja perbekalan di pasar terdekat..). kembali kebiasaan alay ibu kota, foto-foto.. sepertinya ritual wajib yang harus kami lakukan . setelah puas bernarsis-narsisan kami segera mengisi formulir pendaftaran, dan segera melakukan pendakian. Ada sedikit perbedaan rencana, karena merasa kecapean , ketiga pendaki dari kali deres yang kebetulan bertemu kami ternyata memilih melakukan pendakian keesokan harinya....oke go ..segera kami berangkat menapaki perkampungan menuju kaki gunung Sumbing. Pejalanan lumayan landai karena masih di perkampungan , dan asiknya pas lagi jalan ada mobil bak terbuka lewat, ya saya nangkring saja, (ckckckckc tapi Cuma ane sendiri..yang laen ttp jalan kaki). sekitar 2 menit berjalan kami mapir sebentar di salah satu rumah yang kebetulan adalah sodara dari Acil, tak lupa kami mengisi perbekalan air..lumayan airnya gratis .



Sampailah kami di kaki gunung sumbing, tanjakan terjal nan licin sudah menantang kami setelah sebelumnya melewati sungai yang lumayan deras airnya. Cantiknya tatanan perkebunan sayur sungguh membuat kami terpesona, bukit-bukit hijau rapi dihiasi pohon cemara nampak begitu indahnya, langkah terasa mulai berat, nafas kotor para perokok serta asap bajaj jembatan besi yang terbawa oleh para pendaki (kecuali gue.ckckckckcck) terus terkuras dan digantikan sejuknya udara pegunungan sumbing...wah ..benar –benar mencuci paru-paru kami. Langkah kami mulai stabil setelah beberapa tanjakan kami lewati, terasa mulai sedikit terbiasa.

Setelah sekitar 1jam kami berjalan , terlihat sebuah air terjun berdiri gagah di sebelah kiri bukit yang kami lalui, airnya nampak begitu jernih, menandakan kalau di atas tidak terjadi hujan, yah.. semoga cuaca benar-benar bagus, kami terus berjalan menapaki tanah kuning yang lumayan licin, tak terasa kami pun tiba di sebuah sungai kecil yang ternyata adalah hulu dari air terjun yang kami lihat tadi, kami pun istirahat sejenak sambil melakukan kebiasaan pendaki alay, foto-foto..( emhh mang parah lw orang keren naik gunung...ckckckckcck) tak lupa kami kembali mengisi air sebab setelah sungai akan sulit menemukan air lagi . Karena tertarik melihat jernihnya air sungai itu, ahirnya beberapa glintir dari pendaki langsung nyebur dan merasakan segarnya air pegunung yang terlihat sangat alami, ...(w si ogahh...dingin uieeee..) . Saya dan langsung melanjutkan perjalanan karena menurut Acil pos 1 sudah tidak jauh lagi. Benar saja, baru berjalan beberapa menit saya sudah sampai di pos I yang ternyata hanya terdapat sedikt dataran dan pondok yang telah roboh,..

Hanya sebentar saja kami menikmati pemandangan dari pos 1, kami langsung melanjutkan perjalanan melintasi semak blukar.perjalan cukup membuat lelah karena tidak adanya pemandangan indah yang kami nikmati sambil mendaki, hal ini dikarenakan perjalan pos I ke pos II melintasi semak blukar yang lumayan tinggi rerumputanya, pepohonan sudah napak jarang, praktis hanya semak yang dapat kami lihat di kiri kanan jalan.

Hari semakin sore, kami berharap dapat sampai ke pos II sebelum magrib tiba.setelah berjuang dengan sisa-sisa tenaga kami di hari itu ahirnya kami sampai di pos II sebelum maghrib tiba, lumayan sesuai rencana. Setelah sampai di pos II kami segera mendirikan tenda dan membuka perbekalan untuk menyiapkan makan malam. Kami berencana melanjutkan perjalanan keosokan harinya dan akan bermalam di pos II, nampaknya kami sangat kelelahan , setelah santap malam kami pun langsung beristrirahat untuk mempersiapkan perjalanan keosokan harinya.

Di sela-sela peristrirahatan kami terdengar beberapa orang pendaki melintas melakukan pendakian di malam hari.tapi kami tetap pada rencana awal bahwa pendakian akan lanjutkan keosokan hari.
Ok, pagi haripun tiba, tak terasa puas rasanya tidur malam itu. Saya dan Gugun segera mepersiapkan sarapan untuk kami semua, yang lain si masih asik tidur (dasar pada males...wkwkwwk) padahal dalam hati si Saya juga masih mau banget tidur, aplagi suhunya dingin banget pagi itu. Setelah minum kopi dan makan nasi dengan lauk ikan asih , serta sayur kol. Kami segera melakukan packing barang. Di sela-sela kami packing ternyata tiga Orang pendaki dari kali deres tadi menyapa kami, merekapun langsung melanjutkan perjalanan. Wahh kuat juga pikirku meraka.

Packing selesai, dan selanjutnya .Foto-foto ...yahh masih dengan para Alay ibu kota di sini, tak peduli dingin, hujan badai atau apapun itu, yang penting exis... Setelah puas berfotoria, kami segera menyusun rencana, dan ahirnya kami putuskan untuk hanya membawa beberapa barang yang kami anggap penting. Selain untuk memperingan beban , hal ini kami lakukan karena menurut Acil perjalanan hanya membutuhkan 4jam untuk naik dan 2jam turun, Langsung saja, setelah kami”mengamankan “ barang yang kami anggap tidak perlu kami bawa saat perjalana berikutnya.

Langkah kami mulai dengan penuh semangat dengan di iringi rasa penasaran dan sedikit canda, nafas mulai terpacu, dingin masih menyelimuti siang itu. Baru kami melakukan perjalanan sekitar 30menit, kami sampai pada sebuah Memoriam seoarng pendaki yang gugur dalam pendakianya, kami pun berhenti sejenak untuk memghormati rekan pendaki yang gugur pada tahun 2006 menurut tulisan dalam prasasti tersebut. Tak mau berlarut-larut dan menciutkan nyali kami, kami segera melajutkan perjalanan.
Tenaga mulai terkuras, nafas kembali terpacu, kabut dan hujan grimis mulai menghapiri kai diiringi dengan angin yang cukup kencang. Semakin kami jauh melangkah , hujan kabut semakin besar, anginpun semakin kencang.. kami semakin terpacu untuk terus sampain ke pos berikutnya tapi rasanya cuaca tidak begitu bersahabat ,. Sampailah kami di PESTAN dengan cuaca yang mala semakin memburuk. Beruntung ternyata ketiga pendaki dai kalideres yang menyalip kami tadi telah mendirikan tenda di situ , tak perlu di komando saya lansung masuk tenda karena hujan dan badai kabut semakin ganas dan kudapati ternyata teman-teman yang lain juga sudah berada di dalamnya.



Tragedi di mulai, dengan berharap cuaca akan membaik , kami terus berteduh di tenda yang sebenarnya untuk ukuran dua orang itu. Tapi untuk siang itu tenda tersebut disi oleh 14 orang, sulit dipercaya tapi itu yang terjadi. Beberapa jam kami lalui, tapi cuaca tak kunjung membaik. Hingga ahirnya dua pendaki memutuskan untuk turun da mengambil tenda .

Suasana makin tapak mencekam, karena beberapa teman mulai merasakan serangan mag...termasuk saya, tapi saya masih mencoba menahan dan tidak menunjukan ke teman-teman yang lain, sementara Gugun dan Unyil yang turun untuk mengambil tenda tak kunjung naik, hal itu dikarenakan cuaca semakin buruk. Beberapa jam telah berlalu hingga larut malam cuaca tidak kunjung membaik, tenda mulain tertembus air, kelaparan begitu hebat mendera kami di tengah dinginya udara malam itu. Untuk menghindari hipotermia dan kram, kami melakukan rolling posisi, jaket dan pakaian kami lumayan basah. Rasanya sulit unuk kami bertahan pada malam itu, kami pun melakukan sedikit canda untuk mencairkan suasana.

Sungguh kuasa Allah SWT kami masih sanggup bertahan. Promag mungkin menjadi barang yang sangat berguna malam itu, sekedar menahan rasa sakit akibat kelaparan yang kami dera. Malam semakin larut badaipun semakin kencang mendera tenda kami hingga kami harus bersusah payah menahanya agar tidak terbang tebawa angin. Kami mencoba untuk tidur meski dalam keadaan sangat kedinginan dan lapar serta posisi tubuh berhimpitan , jangankan untuk tergeletak, meluruskan kaki pun kami harus bergantian, belum lagi pantat dan kaki kami terendam air. Sungguh malam yang berat yang harus kami lalui.

Di tengah suasana yang buruk itu, saya terus mencoba melakukan kontak dengan siapapun yang bisa kami hubungi, kami tidak menyerah begitu saja dan kami hanya mengantisipasi kemungkinan terburuk yang mungkin kami lalui. Beruntung sekali hp saya masih menangkap keberadaan signal, saya pun terus menghubungi teman-teman saya untuk mencarikan nomor basecamp sumbing yang sebenarnya ada di peta yang kami dapatkan saat kami mendaftar, namun hancur akibat basah terkena air hujan. Ahirnya nomor teleponpun saya dapatkan dari rekan saya yang berada di jogja, kebetulan Dia sedang “ngejogrok” di depan laptop(lagi Browsing).

Dan mungkin ENDINGnya akan lebih baik kalau Saya tidak ceritakan..*ngeles*..mungkin antiklimaks...tapii...sudahlahh...hahahahah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar